Upacara Penobatan Sentono Dalem, Merengkuh Garis Keturunan KH. Hasan Mimbar di Bhumi Perdikan Majan
TULUNGAGUNG, LINTASDAERAHNEWS.COM - Ada yang baru pada acara adat tahunan di “Bhumi Kasepuhan Majan” tahun ini. Keluarga Sentono Dalem, yang terwadahi dalam Yayasan Sentono Dalem Majan (YASENDAM), melakukan kegiatan wisuda, bagi ”sanak” KH Hasan Mimbar yang masih tersebar dibeberapa wilayah, dan belum tercatat dalam silsilah lanjutan keluarga.
Di tahun-tahun sebelumnya, rangkain Kegiatan ritual, hiburan dan religi, senantiasa tersaji diacara tradisi tahunan tersebut. Namun demikian, karena di tahun ini masih dalam masa pandemi covid-19, difokuskan pada kegiatan ritual dan religi dengan penuh kesederhanaan dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Ketua pelaksana ritual adat Yasendam, Dr. R. Moh. Ali Sodiq, M.P.di., M.H., disela kegiatan mengatakan, kesadaran menggali peradaban suatu wilayah dalam konsep budaya tetap dilakukan keluarga besar keturunan KH. Hasan Mimbar, hal tersebut sebagai upaya penggalian budaya yang sudah turun temurun dilakukan keluarga Sentono Dalem, agar nama besar KH. Hasan Mimbar, di wilayah Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, tetap dikenang anak turunnya.
“Benar, bahwa Eyang-Eyang kami ini adalah tokoh besar. Berdasar silsilah, Eyang Hasan Mimbar adalah keturunan Ndalem Paku Buwono, yang ditugaskan melakukan dakwah dan membangun peradaban sosial di tanah Selatan, atau yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Tulungagung,” tutur Ali Shodiq. Sabtu, (31/10.
Menurut Ali Shodiq, tahun ini pihak dari yayasan mulai melakukan penelusuran terkait garis keturunan KH. Hasan Mimbar, yang belum tercatat dalam silsilah lanjutan keluarga untuk direngkuh kembali dan diwisuda sebagai bagian keluarga besar Eyang Hasan Mimbar.
“Siapa-siapa yang masih ada garis keturunan beliau, untuk kita rengkuh menjadi keluarga kami. Untuk tahun ini, setelah dilakukan penelusuran, baik trah maupun administrasi yang masih ada, terpilih untuk di wisuda sebagi keluarga adalah, KH. Prawiro Negoro, dari wilayah kabupaten Mojokerto,” ungkapnya.
Selain itu, Gus Shodiq (sapaan akrabnya) juga menjelaskan, terkait upacara ritual adat, penobatan dan pemberian gelar adat abdi dalem Kasepuhan Majan, dilakukan layaknya di keraton. Sebagai acuan, yakni tokoh yang akan diwisuda, diarak dengan pasukan abdi dalem lengkap dengan busana prajurit menuju ke pendopo Masjid Agung Majan.
Yang lebih menarik lagi, dalam upacara adat tersebut, calon terwisuda juga dikawal satu pasukan pencak silat khas majan menuju lokasi penobatan. Mereka memainkan gerak jurus sambil berjalan mengikuti prosesi menuju tempat wisuda.
“Kami yakin, kalau tidak dalam masa pandemi, acara seperti ini sangat bagus, sebagai penggali budaya, dan bisa dijual sebagai pesta desa tahunan, yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat, karena ditunjang dengan satu kesatuan pesta budaya dan pasar rakyat,” Pungkasnya. (ImamP)
Posting Komentar