Keluhan Peternak Ayam Petelur di Tulungagung
Foto : Aksi Solidaritas Beberapa warga wakili UMKM Tulunggagung Kruhkan Telur. (istimewa) |
TULUNGAGUNG, LINTASDAERAHNEWS.COM - Belasan spanduk berisi keluhan para peternak ayam petelur terpasang di wilayah Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (19/2/2022).
Mencuatnya belasan spanduk itu merupakan bentuk solidaritas atas keluhan para peternak rakyat mandiri. “Sebagai peternak petelur di desa sudah angkat tangan dan menyerah karena ulah Integrator,” kata Choirul Anam sebagai juru bicara dari Paguyuban Peternak Telur Mandiri wilayah Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, Sabtu (19/2) Pagi.
“Spanduk itu sebagai solidaritas kita para peternak petelur, yang merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),” imbuhnya.
Ia menambahkan, pemasangan spanduk tersebut merupakan solidaritas dari peternak petelur, sebagai upaya yang dilakukan agar pemerintah dalam kebijakannya memihak kepada peternak kecil.
Sebagaimana diketahui para peternak ini merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di pedesaan.
“Kita peternak unggas mandiri yang merupakan UMKM di pedesaan, jika harus bersaing dengan perusahaan Integrator jelas tidak mampu,” tambah Ketua Paguyuban Tiara Unggas Desa Tegalrejo Kecamatan Rejotangan.
“Kita paham perusahaan Integrator merupakan peternakan unggas skala besar dan terintegrasi, sudah menguasai dari hulu hingga hilir mulai dari produksi pakan, Day Old Chick (DOC), vaksin, sapronak, budidaya ayam dan telur, hingga sampai produk olahan,” sambungnya.
Lebih lanjut Choirul menjelaskan, dengan kondisi pandemi Covid-19 masih melanda, seharusnya pemerintah membuat kebijakan tetap memperhatikan peternak kecil.
“Maksudnya, Integrator kalau bisa hanya membuat bibit dan pakan saja, sedangkan untuk peternakan diserahkan pada rakyat saja,” terangnya.
“Selain itu, peternak kecil semakin resah adanya kabar di pasaran karena over populasi dan over produk telur, akhirnya penetasan dilakukan dengan dipotong,” imbuhnya.
“Hal itu sesuai peraturan berlaku seharusnya telur HE (Telur yang diproduksi agar bisa menetas dan menghasilkan ayam pedaging.red) itu harus dimusnahkan, namun kita terima kabar justru dijual di pasar, dan harganya lebih murah dari harga telur ayam horen. Demikian masyarakat memilih harga murah tersebut,” Choirul menambahkan.
Dengan kondisi demikian, lebih dalam Choirul mengharapkan kepada Pemerintah agar mendengarkan keluhan para peternak petelur di Jawa Timur khususnya di Kabupaten Tulungagung.
Disamping itu, berharap memberikan pengawasan terhadap Integrator, ia juga meminta pemerintah membuat regulasi soal pakan ternak yang berpihak kepada peternak rakyat.
“Sebenarnya peternak seperti kita ini seharusnya bermitra dengan pabrikan, namun demikian, justru pabrikan (Integrator.red) itu juga beternak sendiri yang seharusnya beternak itu diserahkan kepada rakyat,”
“Sekarang pabrikan mendirikan peternakan sendiri, logikanya apa bisa kita bersaing dengan pabrikan dengan modal begitu besar,” pungkasnya.
Jurnalis : Imam P
Editor. : Hariono
Posting Komentar