Gunung Krenge, Bakal Jadi Aset Wisata Religi Baru di Kabupaten Kediri Belah Utara
Pohon alpukat yang telah disiapkan untuk proses penghijauan disekitar gunung krenge/Istimewa : Nasrul. |
KEDIRI,LINTASDAERAHNEWS.COM - Hingga saat ini, lahan yang diyakini menjadi tempat keberadaan gunung krenge sudah menuai perhatian dari pemerintah Desa setempat.
Pasalnya, setelah beberapa periode terbengkalainya lahan ini, tanah seluas 3,5 hektare hingga sebagiannya dijadikan TPU (tempat pemakaman umum) sebanyak 3000 meter persegi, pemerintah Desa sudah merancang akan menjadikan keberadaan gunung Krenge sebagai tempat wisata religi dan edukasi.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Hari Irawan selaku Kepala Desa Wonorejo Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri mengatakan, saat ini telah disiapkan apa-apa yang diperlukan.
"Sementara yang paling difokuskan adalah akses jalan dan penghijauan sekitar lokasi gunung," katanya, Kamis (21/09/2023).
Sudah banyak pohon-pohon yang ditanam juga telah disiapkan sebagai langkah pertama dalam penghijauan sekitar gunung krenge.
"Ada pohon alpukat, pohon jati, pohon mahoni, dan pohon trembesi. Semuanya juga diambil dari dana Desa atas persetujuan bersama di Musrembang Desa pada tahun 2014 lalu,"
Mengingat asal-muasal dari kisah gunung krenge, hingga saat ini masih banyak penafsiran dari berbagai macam kalangan di mata para budayawan.
Seperti halnya ada yang menyebut bahwa gunung krenge memiliki keterkaitan dengan cerita Punokawan dalam cerita pewayangan.
Dalam cerita pewayangan, lokasi dua gundukan (saat ini menjadi gunung krenge) itu adalah tempat bermainnya para Punokawan (Semar, Gareng, petruk dan Bagong) yang membawa suatu benda dengan cara dipikul.
Karena pikulannya patah, akhirnya benda yang dibawa oleh para Punokawan jatuh di dua lokasi, maka jadilah sebuah gundukan.
Saat melakukan survey di lokasi gunung krenge, tim lintasdaerahnews.com dan damarpanuluhnusantaranews.com menemukan sebuah peninggalan kuno yang masih tersisa di tempat ini (gunung krenge), yakni Batu Dakon.
Dakon sendiri adalah sebuah permainan peninggalan dari nenek moyang yang dari era ke era sudah jarang di mainkan oleh kalangan milenial atas perkembangan zaman yang lebih modern dan maju hingga sampai saat ini.
Dari kutipan cerita lain, ada juga yang menyebutkan bahwa benda yang di bawa oleh para Punokawan ini adalah Harta Benda yang nilainya luar biasa, bahkan bisa juga disebut sebagai Harta Karun.
Hari Irawan juga menyebutkan bahwa setiap ada orang yang akan dimakamkan di TPU ini para penggali sering menemukan beberapa bukti fisik berupa bata merah tanpa di dasari bahwa itu adalah peninggalan dari nenek moyang terdahulu.
"Sering itu mas, namun temuan-temuan itu ada yang ditimbun kembali dan sebagian hilang tanpa adanya jejak," ungkapnya.
Atas peristiwa itu, kedepannya setelah rancangan tempat wisata ini selesai dibangun, akan ada satu tempat khusus didalam gunung krenge untuk meletakkan benda-benda bersejarah ini agar bisa menjadi edukasi kepada generasi baru.
"Startnya mungkin awal 2024. namun saat ini, diakhir tahun 2023 akan didirikan beberapa gazebo di dalam, dan sebuah gapura di luar pintu masuk gunung krenge," tandasnya.
Pembangunan wisata religi di daerah gunung krenge ini disebutkan oleh Hari Irawan bakal menjadi aset pendorong pemulihan serta pendapatan UMKM masyarakat. (Nasrul)
Posting Komentar