Drama Malin Kundang Hadirkan Suasana Haru di Desa Gampingan Kecamatan Pagak
MALANG,LINTASDAERAHNEWS.COM - Mahasiwa PMM3 kelompok 10 Jalesveva Jayamahe menampilkan Drama “Malin Kundang” sebagai upaya meningkatkan rasa cinta kepada tanah air, peningkatan rasa nasionalisme, refleksi makna sumpah pemuda, dan mengajak mahasiswa menyampaikan gagasan kebangsaan melalui pentas seni dan budaya di depan 150 siswa dan masyarakat Desa Gampingan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Selatan. Minggu (8/10/2023).
Kisah Malin Kundang merupakan cerita yang berasal dari provinsi Sumatra Barat dan menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang durhaka pada ibunya sendiri. Malin menyakiti hati ibunya dan dikutuk oleh ibunya menjadi batu. Batu Malin Kundang ini terdapat di Pantai Air Manis, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Seusai pementasan, tampak beberapa wali santri menangis tersedu-sedu dan memeluk anaknya. Ustadz Sukiyanto mengatakan, “kami tidak hanya disuguhkan penampilan yang menarik dari mahasiswa sabang sampai Merauke, tetapi juga diberikan nilai-nilai moral, semoga tahun depan UPN bisa berkunjung Kembali dan menjalin tali silaturahmi” ungkapnya.
Dosen Modul Nusantara Farikha Rachmawati berharap kegiatan ini dapat menjadi ruang berekspresi bagi mahasiswa dari berbagai daerah.
Lakon terdiri dari Nidya (Prolog), Malin Kundang (Rahul), Teman Malin (Dwiki), Mande Rubayah (Jesika), Saudagar Kaya (Ahmad yunus), serta Istri Malin (Isma Aulia).
Pesan moral yang dapat di ambil dari kisah Malin Kundang ini yaitu, kita sebagai seorang anak harus menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang. Kita sebagai anak serta makhluk ciptaan Tuhan, sebaiknya harus selalu bersyukur dan jangan lupa diri dengan kemewahan yang kita punya. Karena, apa yang kita miliki di dunia ini hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis : Farikha Rachmawati
Editor. : Hariono
Posting Komentar