Ketua FAUIB Jateng - DIY : Kondisi Keamanan di Magelang Tak Baik-baik Saja.
MAGELANG, LINTASDAERAHNEWS.COM - Ketua FAUIB Jawa Tengah - DI Yogyakarta, Anang Imamudin, mendadak memberikan statemen yang mengagetkan. Bagaimana tidak, Ketua FAUIB tersebut mengomentari tentang situasi keamanan di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Menurut Anang Imamudin, di tengah Bangsa Indonesia sedang melaksanakan tahapan pemilu tahun 2024, kondisi keamanan di Kabupaten Magelang saat ini dalam keadaan tak baik-baik saja.
Anang mengatakan hal itu, lantaran insiden yang terjadi di depan Toko Tape Ketan, Kecamatan Muntilan pada 15 Oktober 2023 lalu, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya.
"Yang membuat suasana keamanan di Kabupaten Magelang saat ini, karena insiden di depan Toko Tape Ketan Muntilan, antara GPK Muntilan dan Laskar DPI Perjuangan Yogyakarta, tidak ada penyelesaiannya sampai sekarang," kata Ketua FAUIB Jateng-DIY.
Diakui oleh Anang, insiden per 15 Oktober 2023 lalu yang hingga saat ini belum ada solusinya akan menjadi permasalahan besar. Apalagi sudah dilakukan mediasi samai tiga kali. Namun pihak PDI Perjuangan DIY dan PDI Perjuangan Kabupaten Magelang, tidak pernah hadir.
Seperti pada waktu lalu saat hendak dilakukan mediasi yang ketiga dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB, pihak PDI Perjuangan Kabupaten Magelang dan DIY, tidak hadir. Padahal malam itu, Bupati Magelang, Dandim 0705/Magelang dan Kapolresta Magelang serta perwakilan GPK Muntilan dan FAUIB sudah berada di Mapolresta Magelang, tempat mediasi akan dilaksankan.
"Nah, malam itu mereka justru tidak datang. Padahal GPK Aliansi Tepi Barat dan FAUIB sangat menghargai perdamaian dan keamanan Kabupaten Magelang tapi mereka tidak ada itikad baik," tegas Anang sembari menegaskan bahwa persiapan ini menjadi masalah serius.
Yang menjadi kekhawatiran jika masalah ini tetap dibiarkan, bisa saja menimbulkan konflik jika massa PDI Perjuangan keluar dan melakukan aksi di jalan. Karena bisa saja terjadi penghadangan dan terjadi konflik.
"Apa yang dilakukan simpatisan PDI Perjuangan per 15 Oktober lalu itu, kan terjadi penurunan bendera berlambang Ka'bah dan Bendera Palestina. Yang seperti ini kan pelecehan dan penghinaan terhadap sebuah bendera," tegas Anang.
(Mi)
Posting Komentar