Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja Komisi IX DPR RI Kris Dayanti
KOTA MALANG, Lintasdaerahnews.com - Merdekakan anak indonesia dari stunting
BKKBN Jawa Timur bersama mitra kerja dari anggota komisi IX DPR RI Kris Dayanti gelar Sosialisasi program bangga kencana di Gedung serbaguna mahkota wulung, Jl Arumba, Tunggul Wulung, kecamatan Lowokwaru kota Malang. Selasa, (31/01/2024).
Dalam sambutanya, Kris Dayanti selaku anggota Komisi IX DPR RI, menyampaikan pentingnya percepatan penurunan stunting dimana BKKBN tidak bisa bekerja sendiri dan diperlukan keterlibatan semua pihak.
"Terkait tugas saya di Komisi IX DPR RI yang bermitra dengan BKKBN, kami juga melakukan satu hal yang penting yaitu melakukan pengawasan terhadap program-program BKKBN sampai kepada warga, dan alhamdulillah sampai," tutur wanita yang akrab disapa KD tersebut.
Kris dayanti mengungkapkan bahwa kehadirannya dalam sosialisasi selaku anggota komisi IX DPR RI dalam rangka mendalami dan menyerap aspirasi warga masyarakat diantaranya sosialisasi Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) melalui program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).
"Sebagai salah satu contoh untuk program keluarga berencana (KB) saja, pemerintah memberikan dukungan untuk pelayanan bagi akseptor KB secara gratis. Anggaran yang diberikan pemerintah juga tidak main nilainya hingga 1 triliun rupiah" ujarnya.
Selain itu dirinya juga menyoroti tingginya angka kematian ibu dan anak di Jawa Timur, adalah banyaknya anak yang melakukan pernikahan dini akibat kehamilan di luar nikah
Sementara itu perwakilan BKKBN Jawa Timur yang diwakili Desy Mega Aditya, S.Psi, M.Psi, Psikolog, selaku Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana ahli Muda yang merupakan narasumber menjelaskan pentingnya percepatan penurunan stunting dan mengajak peran serta semua pihak untuk memberantas stunting, dan pernikahan Dini.
Mega dalam paparannya menjelaskan secara interaktif bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
"Di tandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan," jelas Mega.
"Stunting dan Kerdil itu berbeda, jika Stunting itu kekurangan gizi kronis (1000HPK) dan infeksi berulang, sedangkan kerdil sendiri merupakan gangguan metabolisme pertumbuhan hormon dan gangguan gen," pungkasnya.
(As)
Posting Komentar