Kondisi Situs Ketu Agung Memprihatinkan.Pemkab Tegal Diminta Serius Menanganinya
TEGAL, Lintasdaerahnews. com
~ ||Secara administratif, Desa Dukuhsalam terletak di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Tak jauh dari ibukota kabupaten, Slawi. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Penusupan, sebelah barat dengan Desa Dukuh Wringin, sebelah selatan dengan Desa Pendawa, dan sebelah utara dengan Kelurahan Slawi Wetan dan Slawi Kulon. Desa Dukuhsalam terbagi menjadi 6 RW ( rukun warga ) dan 21 RT ( rukun tetangga ). Berdasar data monografi tahun 2014 wilayah desa seluas 112,602 Ha, dengan pemanfaatan terpusat pada lahan kering. Di antaranya untuk permukiman (50, 125 ha), pekarangan (15, 000 ha), sawah (40, 029 ha), tegalan (5, 453 ha), lain-lain (2,000 ha). Namun, fakta terbaru menunjukkan, lahan sawah sudah mulai berkurang lagi dan berganti dengan permukiman.
Desa Dukuhsalam memiliki beberapa sumber daya yang dapat dikembangkan menjadi Desa Wisata Budaya. Adanya pengembangan ini akan berdampak positif bagi kemajuan warga, baik secara ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
Setidaknya ada tiga titik besar sumber daya di Dukuhsalam, yaitu sumber daya alam (Kaligung dan situs sejarah desa), sumber daya manusia (tokoh budaya dan seniman), dan sumber daya budaya (kesenian, kerajinan, festival, dan kuliner).
Ada dua sumber daya alam yang penting dan potensial untuk dikembangkan, yaitu Kali Gung dan dua situs sejarah desa (karang asem dan iwil-iwil). Keduanya berada di tengah-tengah permukiman penduduk.
Situs karang asem dan iwil-iwil adalah dua makam leluhur Dukuhsalam. Situs karang asem berupa Mbah makam Dawa. Sedangkan iwil-iwil adalah makam istrinya. Umumnya masyarakat juga menyebutnya situs Ketu Agung atau Mbah Ketu Agung. Keduanya dipercaya sebagai orang yang pertama kali tinggal sebelum desa ini disebut Dukuhsalam.
Adapun rencana pembangunan ke dua situs bersejarah tersebut sudah di persiapkan dengan matang oleh Wahyudi selaku kepala desa Dukuh Salam sayangnya upaya yang di lakukannya tersebut menemui jalan buntu khususnya terkendala soal keterbatasan biaya.Pihaknya mengaku sudah melakukan pemaparan terkait rencana pembangunan Situs bersejarah yang terletak di desa yang Ia pimpin tersebut selain memaparkan rencana tersebut kepada anggota dewan juga pada pemerintah daerah .namun sayang belum ada tanggapan berarti .
" Saya sudah melakukan pemaparan baik dengan anggota dewan maupun pemerintah daerah , tapi sampai sekarang belum ada tanggapan serius akan hal ini ". Ujar Wahyudi .
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa tujuan pembangunan situs makam bersejarah itu tak lain merupakan upaya dalam melestarikan aset desa berupa situs bersejarah juga di harapkan dapat menjadi obyek wisata religi yang di harapkan berimbas pada meningkatkan perekonomian masyrakat setempat .
" Saya berharap agar pemerintah daerah segera merespon positif rencana ini hingga terwujud " Pungkasnya .
( Red )
Posting Komentar