Fenomena Warung Berdaster Marak di Bulan Ramadhan, Jadi Incaran Pembeli
PASURUAN, Lintasdaerahnews. com ~ ||Memasuki bulan suci Ramadhan, pemandangan berbeda terlihat di berbagai sudut kota dan Kabupaten Pasuruan khususnya di wilayah Kecamatan Winongan. Beberapa warung makan yang biasanya terbuka lebar kini ditutupi kain atau tirai. Hal ini dilakukan untuk menghormati umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.
Fenomena ini bukan hal baru di Indonesia. Di beberapa daerah, pemilik warung secara sukarela menutup sebagian atau seluruh warung mereka dengan kain agar aktivitas makan minum tidak terlihat oleh orang yang berpuasa. Namun, di beberapa tempat lain, aturan tidak tertulis atau kebijakan daerah juga mendorong pemilik usaha untuk menutup warung mereka selama siang hari.
Salah satu pemilik warung makan Sadewo ( 62 ) di Wilayah Winongan, mengatakan bahwa penutupan kain ini dilakukan demi menjaga kenyamanan bersama. "Kami tetap buka untuk pelanggan yang memang tidak berpuasa, seperti anak-anak, lansia, atau non-Muslim. Tapi, kami tutup pakai kain supaya tidak mengganggu mereka yang sedang menjalankan ibadah," ujarnya. Senin (3/3/25).
Meski banyak yang mendukung langkah ini sebagai bentuk toleransi dan penghormatan terhadap bulan suci, ada juga yang menilai bahwa menutup warung dengan kain seharusnya tidak menjadi kewajiban. Beberapa kelompok masyarakat berpendapat bahwa setiap orang memiliki hak untuk makan di tempat umum tanpa harus merasa bersalah atau terbebani aturan sosial yang tidak tertulis.
Hingga kini, di sejumlah daerah, pemerintah setempat masih mengimbau agar pemilik warung menghormati bulan Ramadhan dengan tetap memperhatikan keberagaman masyarakat. Sementara itu, diskusi mengenai apakah warung makan harus ditutup dengan kain atau dibiarkan terbuka terus menjadi perbincangan di tengah masyarakat.
( Krm )
Posting Komentar